Di tengah sukses yang terbilang luar biasa, Dong Nguyen, pengembang
game Flappy Bird, mengeluarkan
pengumuman mengejutkan. Dia berkata akan menarik
game yang sulit dimainkan, tetapi membuat ketagihan itu dari peredaran.
"Saya
minta maaf, pengguna Flappy Bird, 22 jam dari sekarang, saya akan
mencabut Flappy Bird," bunyi pengumuman Dong melalui akun Twitter
miliknya, Sabtu (9/2/2014).
Lewat rangkaian
tweet
berikutnya, Nguyen menjelaskan bahwa keputusan mengejutkan itu
semata-mata dilandasi oleh popularitas Flappy Bird yang telah merusak
"hidupnya yang sederhana". Dia menampik kemungkinan bahwa Flappy bird
telah dijual ke pihak lain ataupun tersandung masalah hukum.
Soal yang terakhir disebut itu memang ramai didiskusikan sebelumnya. Flappy Bird terbilang fenomena unik.
Game yang sangat populer ini sebenarnya sangat sederhana, baik dari segi tampilan maupun
gameplay yakni pemain menerbangkan seekor burung melalui celah-celah pipa sebanyak dan selama mungkin untuk mengumpulkan skor. Itu saja.
Namun, sebagaimana disoroti oleh
Forbes, di balik konsep simpel
Flappy Bird tersembunyi potensi masalah hukum yang mengintai
pembuatnya. Yang paling jelas terlihat adalah tampilan grafis
game ini. Flappy Bird ramai disebut memiliki beberapa kesamaan visual dengan seri
game Super Mario Bros dari Nintendo.
Kesamaan yang dimaksud misalnya bentuk pipa hijau yang sangat mirip dengan benda serupa di
game Mario, juga desain karakter burung serupa ikan terbang bernama "cheep-cheep" yang muncul di seri ketiga
game buatan Nintendo tersebut.
Backdrop dan gaya grafis ala konsol game 8-bit jadul seakan melengkapi kemiripan yang ada.
Bahkan, suara yang muncul ketika burung melewati celah pipa juga mirip dengan suara ketika tokoh Mario di
game Nintendo mendapatkan koin.
Mungkinkah Nguyen sengaja menjiplak dari Mario? Entahlah, tapi Kotaku
berpendapat ada kemungkinan lain. "Mungkin (kemiripan itu) sengaja
dibuat sebagai protes halus terhadap Nintendo karena tak memublikasikan
judul-judul
game besar di iOS, mungkin pula karena Nguyen menciptakan Flappy Bird hanya dalam waktu tiga hari," tulis situs tersebut.
Dengan
semua kesamaan itu, bisa jadi hanya soal waktu sebelum Nintendo
melayangkan gugatan hukum. Terlebih Nguyen mendapat penghasilan yang
tidak kecil dari Flappy Bird.
Buruk tapi bagusDari segi
gameplay dan kualitas keseluruhan, boleh dibilang tak ada yang istimewa dari Flappy Bird. Malahan,
game ini bisa dibilang buruk karena terkesan dibuat oleh seseorang yang baru belajar mengembangkan
game.
Polygon mencontohkan sejumlah
bug animasi dan penurunan performa pada versi Android, berikut hitbox (obyek tak kasat mata dalam
game
yang digunakan untuk mendeteksi benturan antar-obyek) berukuran terlalu
besar. Hitbox ini adalah alasan mengapa si burung mudah sekali
terbentur pipa ketika hendak melewati celah.
Begitupun dengan mekanisme "terbang" atau
flapping, yang sebenarnya tak istimewa.
Toh,
gameplay
sangat sederhana dan grafis butut tak menghalangi Flappy Bird meraih
popularitas luar biasa. Mungkin lantaran fasilitas "restart" yang dibuat
mudah, pemain akan ketagihan untuk mencoba lagi dan lagi, penasaran
ingin menerbangkan si burung lebih jauh dan mendapat skor lebih tinggi.
Flappy
Bird pun menjadi contoh, betapa selera pasar sebenarnya tak bisa
ditebak. Seperti yang pernah diucaptkan oleh screenwriter dan novelis
William Goldman bahwa orang-orang Hollywood sebenarnya "tak tahu
apa-apa".
Tanpa tingkatan level, grafis "wah", cerita, mekanisme
achievement,
ataupun dukungan promosi berdana besar, Flappy Bird menggelontorkan Rp
600 juta ke kantong pembuatnya. Kesuksesan tersebut mengejutkan semua
orang, bahkan Dong Nguyen sendiri.
Tetapi apakah formula
gameplay
Flappy Bird yang adiktif dan menjadi kunci popularitasnya adalah benar
ciptaan Nguyen? Boleh jadi memang demikian, tapi ada pula kemungkinan
sebaliknya. Flappy Bird bukan
game pertama yang mengetengahkan seekor burung terbang melintasi halang rintang.
Dulu, pernah muncul
game mobile berjudul Piou Piou yang dirilis
pada 2011. Kecuali gaya tampilan grafis, Flappy bird pada dasarnya
mengusung konsep yang serupa dengan
game ini. Pembuatnya pun merasa curiga dan mengunggah sebuah
tweet berisi perbandingan kedua
game, seperti bisa dilihat di atas.
Lalu,
apakah Nguyen mengambil inspirasi untuk Flappy Bird dari Super Mario
Bros dan Piou Piou? Dia mengatakan bahwa masalah hukum bukanlah penyebab
ditariknya Flappy Bird dari peredaran.
Ketika ditanya soal
dugaan pelanggaran hak cipta lewat Twitter, Nguyen memberi jawaban yang
mengundang rasa penasaran. "Ah, saya tak mencuri sesuatu apa pun secara
langsung. Melakukan itu adalah sebuah seni tersendiri," ujarnya singkat.
StrategiHingga
beberapa jam sebelum penarikannya, Flappy Bird masih bercokol di posisi
teratas tangga unduhan terbanyak toko aplikasi iTunes App Store dan
Google Play.
Game ini sudah diunduh lebih dari 50 juta kali.
Kalau bukan karena menghindari jerat hukum, lalu apa yang menjadi motivasi Nguyen mencabut
game Flappy Bird di tengah-tengah kejayaannya?
Pengumuman
Nguyen mengundang reaksi di internet, banyak di antaranya mengungkapkan
kebingungan. "Bayangkan (Mark) Zuckerberg meninggalkan Facebook hanya
karena membuat hidupnya sulit," bunyi
tweet seorang pengguna Twitter yang dikutip
USA Today.
Bloger
Robert Scoble berspekulasi keputusan tersebut tak lain merupakan
strategi marketing yang coba diterapkan oleh Nguyen. Dengan penghasilan
ratusan juta rupiah per hari dari iklan, dalam waktu hanya satu minggu,
developer asal Vietnam itu disebut Scoble sudah mengumpulkan cukup uang untuk hidup selama beberapa tahun tanpa bekerja.
Nah, dengan mengumumkan rencana menyetop Flappy Bird, Nguyen bisa mendorong angka
download game tersebut lebih jauh lagi. Ini karena pengguna yang belum memainkan (atau ingin meng-
install ulang) Flappy Bird akan buru-buru mengunduhnya sebelum lenyap.
Pengumuman itu juga berpotensi menghasilkan efek tersendiri untuk
game berikutnya dari Nguyen. "Kehebohan yang ditimbulkan… akan sangat luar biasa… semua orang akan membeli
game (selanjutnya) itu, karena takut dia (Nguyen) akan menghapusnya juga, sehingga membuat dia lebih kaya raya," tulis Scoble.
Di
luar dugaan-dugaan tersebut, tentu, tetap ada kemungkinan bahwa Nguyen
hanya merasa tak nyaman dengan ketenaran yang tiba-tiba dijatuhkan di
atas kepalanya oleh Flappy Bird.