Penelusuran...

Monday, February 10, 2014

Dibalik dihilangnya game Flappy Bird

Di tengah sukses yang terbilang luar biasa, Dong Nguyen, pengembang game Flappy Bird, mengeluarkan pengumuman mengejutkan. Dia berkata akan menarik game yang sulit dimainkan, tetapi membuat ketagihan itu dari peredaran.

"Saya minta maaf, pengguna Flappy Bird, 22 jam dari sekarang, saya akan mencabut Flappy Bird," bunyi pengumuman Dong melalui akun Twitter miliknya, Sabtu (9/2/2014).

Lewat rangkaian tweet berikutnya, Nguyen menjelaskan bahwa keputusan mengejutkan itu semata-mata dilandasi oleh popularitas Flappy Bird yang telah merusak "hidupnya yang sederhana". Dia menampik kemungkinan bahwa Flappy bird telah dijual ke pihak lain ataupun tersandung masalah hukum.

Soal yang terakhir disebut itu memang ramai didiskusikan sebelumnya. Flappy Bird terbilang fenomena unik. Game yang sangat populer ini sebenarnya sangat sederhana, baik dari segi tampilan maupun gameplay yakni pemain menerbangkan seekor burung melalui celah-celah pipa sebanyak dan selama mungkin untuk mengumpulkan skor. Itu saja.

 Namun, sebagaimana disoroti oleh Forbes, di balik konsep simpel Flappy Bird tersembunyi potensi masalah hukum yang mengintai pembuatnya. Yang paling jelas terlihat adalah tampilan grafis game ini. Flappy Bird ramai disebut memiliki beberapa kesamaan visual dengan seri game Super Mario Bros dari Nintendo.

Kesamaan yang dimaksud misalnya bentuk pipa hijau yang sangat mirip dengan benda serupa di game Mario, juga desain karakter burung serupa ikan terbang bernama "cheep-cheep" yang muncul di seri ketiga game buatan Nintendo tersebut. Backdrop dan gaya grafis ala konsol game 8-bit jadul seakan melengkapi kemiripan yang ada.

Bahkan, suara yang muncul ketika burung melewati celah pipa juga mirip dengan suara ketika tokoh Mario di game Nintendo mendapatkan koin.


Mungkinkah Nguyen sengaja menjiplak dari Mario? Entahlah, tapi Kotaku berpendapat ada kemungkinan lain. "Mungkin (kemiripan itu) sengaja dibuat sebagai protes halus terhadap Nintendo karena tak memublikasikan judul-judul game besar di iOS, mungkin pula karena Nguyen menciptakan Flappy Bird hanya dalam waktu tiga hari," tulis situs tersebut.

Dengan semua kesamaan itu, bisa jadi hanya soal waktu sebelum Nintendo melayangkan gugatan hukum. Terlebih Nguyen mendapat penghasilan yang tidak kecil dari Flappy Bird.

Buruk tapi bagus

Dari segi gameplay dan kualitas keseluruhan, boleh dibilang tak ada yang istimewa dari Flappy Bird. Malahan, game ini bisa dibilang buruk karena terkesan dibuat oleh seseorang yang baru belajar mengembangkan game.

Polygon mencontohkan sejumlah bug animasi dan penurunan performa pada versi Android, berikut hitbox (obyek tak kasat mata dalam game yang digunakan untuk mendeteksi benturan antar-obyek) berukuran terlalu besar. Hitbox ini adalah alasan mengapa si burung mudah sekali terbentur pipa ketika hendak melewati celah.

Begitupun dengan mekanisme "terbang" atau flapping, yang sebenarnya tak istimewa.

Toh, gameplay sangat sederhana dan grafis butut tak menghalangi Flappy Bird meraih popularitas luar biasa. Mungkin lantaran fasilitas "restart" yang dibuat mudah, pemain akan ketagihan untuk mencoba lagi dan lagi, penasaran ingin menerbangkan si burung lebih jauh dan mendapat skor lebih tinggi.

Flappy Bird pun menjadi contoh, betapa selera pasar sebenarnya tak bisa ditebak. Seperti yang pernah diucaptkan oleh screenwriter dan novelis William Goldman bahwa orang-orang Hollywood sebenarnya "tak tahu apa-apa".

Tanpa tingkatan level, grafis "wah", cerita, mekanisme achievement, ataupun dukungan promosi berdana besar, Flappy Bird menggelontorkan Rp 600 juta ke kantong pembuatnya. Kesuksesan tersebut mengejutkan semua orang, bahkan Dong Nguyen sendiri.

Tetapi apakah formula gameplay Flappy Bird yang adiktif dan menjadi kunci popularitasnya adalah benar ciptaan Nguyen? Boleh jadi memang demikian, tapi ada pula kemungkinan sebaliknya. Flappy Bird bukan game pertama yang mengetengahkan seekor burung terbang melintasi halang rintang.

Dulu, pernah muncul game mobile berjudul Piou Piou yang dirilis pada 2011. Kecuali gaya tampilan grafis, Flappy bird pada dasarnya mengusung konsep yang serupa dengan game ini. Pembuatnya pun merasa curiga dan mengunggah sebuah tweet berisi perbandingan kedua game, seperti bisa dilihat di atas.

Lalu, apakah Nguyen mengambil inspirasi untuk Flappy Bird dari Super Mario Bros dan Piou Piou? Dia mengatakan bahwa masalah hukum bukanlah penyebab ditariknya Flappy Bird dari peredaran.

Ketika ditanya soal dugaan pelanggaran hak cipta lewat Twitter, Nguyen memberi jawaban yang mengundang rasa penasaran. "Ah, saya tak mencuri sesuatu apa pun secara langsung. Melakukan itu adalah sebuah seni tersendiri," ujarnya singkat.

Strategi

Hingga beberapa jam sebelum penarikannya, Flappy Bird masih bercokol di posisi teratas tangga unduhan terbanyak toko aplikasi iTunes App Store dan Google Play. Game ini sudah diunduh lebih dari 50 juta kali.

Kalau bukan karena menghindari jerat hukum, lalu apa yang menjadi motivasi Nguyen mencabut game Flappy Bird di tengah-tengah kejayaannya?

Pengumuman Nguyen mengundang reaksi di internet, banyak di antaranya mengungkapkan kebingungan. "Bayangkan (Mark) Zuckerberg meninggalkan Facebook hanya karena membuat hidupnya sulit," bunyi tweet seorang pengguna Twitter yang dikutip USA Today.

Bloger Robert Scoble berspekulasi keputusan tersebut tak lain merupakan strategi marketing yang coba diterapkan oleh Nguyen. Dengan penghasilan ratusan juta rupiah per hari dari iklan, dalam waktu hanya satu minggu, developer asal Vietnam itu disebut Scoble sudah mengumpulkan cukup uang untuk hidup selama beberapa tahun tanpa bekerja.

Nah, dengan mengumumkan rencana menyetop Flappy Bird, Nguyen bisa mendorong angka download game tersebut lebih jauh lagi. Ini karena pengguna yang belum memainkan (atau ingin meng-install ulang) Flappy Bird akan buru-buru mengunduhnya sebelum lenyap.

Pengumuman itu juga berpotensi menghasilkan efek tersendiri untuk game berikutnya dari Nguyen. "Kehebohan yang ditimbulkan… akan sangat luar biasa… semua orang akan membeli game (selanjutnya) itu, karena takut dia (Nguyen) akan menghapusnya juga, sehingga membuat dia lebih kaya raya," tulis Scoble.

Di luar dugaan-dugaan tersebut, tentu, tetap ada kemungkinan bahwa Nguyen hanya merasa tak nyaman dengan ketenaran yang tiba-tiba dijatuhkan di atas kepalanya oleh Flappy Bird.

Game FLAPPY BIRD dihapus ???

Para pengguna smartphone kini tidak bisa lagi menemukan permainan Flappy Bird di keranjang aplikasi (app store). Business Insider melaporkan permainan itu telah dihapus dari keranjang aplikasi Google dan juga Apple.

Game Flappy Bird sempat melambung dan banyak pengguna smartphone disebut ketagihan memainkan permainan itu. Namun pada Sabtu lalu, pencipta permainan tersebut Dong Nguyen berkicau pada akun jejaring sosialnya mengenai rencana untuk menghapus game tersebut dari keranjang aplikasi. "Tapi dia tidak memberikan penjelasan terkait hal itu," tulis Business Insider, Ahad (9/2).

Tidak adanya penjelasan dari Nguyen akan rencanya dapat menimbulkan pertanyaan. Pasalnya, Flappy Bird dinilai cukup memberikan keuntungan bagi Nguyen. Meskipun permainan itu bisa diunduh gratis, Business Insider menyebut Nguyen bisa menghasilkan 50 ribu dolar Amerika Serikat per hari dari pengguna Flappy Bird dan iklan.

Business Insider menyebut muncul spekulasi adanya 'permainan' dari Nguyen untuk bisa mendongkrak Flappy Bird di keranjang aplikasi Google dan Apple. Sehingga permainan itu bisa melonjak naik menjadi aplikasi yang paling populer. Namun, Business Insider melansir belum ada bukti yang membenarkan tudingan tersebut.

Meskipun permainan Flappy Bird dihilangkan dari keranjang aplikasi, para penggunanya tidak perlu khawatir. Business Insider menyebut aplikasi yang telah diunduh tidak akan semerta-merta lenyap dari smartphone. Terkecuali jika para penggunanya memang menghapus permainan tersebut. "Tapi ini berarti Nguyen tidak akan lagi memperbarui permainan itu dengan fitur baru atau perbaikan bug," tulis Business Insider.

Thursday, February 6, 2014

Berkebun, Ramah Lingkungan dan Sehat Bagi Anak-Anak

Anak-anak Pulau Pari, yang akan menanam bibit mangrove di pantai. Foto: Aji Wihardandi
Berkebun, selama ini dikenal sebagai saat relaksasi bagi orang dewasa belaka. Namun, berkebun selain memiliki fungsi pencegahan pemanasan global, ternyata juga membawa manfaat terhadap kesehatan anak-anak. Aktivitas fisik yang dilakukan selama berkebun membantu anak-anak dalam mengoordinasikan kemampuan gerak mereka melalui aktivitas di alam bebas.
Peneliti dari Korea Selatan bernama Sin-Ae Park, Ho-Sang Lee, Kwan-Suk Lee, Ki-Cheol Son dan seorang peneliti Candice Shoemaker dari Universitas Kansas di AS menerbitkan penelitian mereka terkait dampak berkebun bagi anak-anak dalam jurnal ilmiah HortTechnology. Melalui kajian ini para peneliti menyatakan bahwa data yang ada di dalam penelitian ini bisa membantu pengembangan di masa mendatang terhadap program-program untuk anak-anak yang berbasis kebun untuk meningkatkan aktivitas fisik anak-anak dan mempromosikan gaya hidup yang lebih sehat.
Penelitian ini mempelajari 17 anak dan meminta mereka untuk melakukan 10 tugas berkebun, mulai dari menggali, menyerok tanah, menyiangi,  mencampur dedaunan, mencangul, menabur bibit, menanam, mengairi, mencampur media penanaman dan memasang cangkokan. Kajian ini dilakukan di Korea Selatan dalam dua lingkungan taman -di terowongan dan area luar ruang. Anak-anak ini mengunjungi taman ini dua kali dan masing-masing anak melakukan lima tugas berbeda dalam setiap kunjungan. Mereka diberikan waktu selama lima menit untuk meyelesaikan setiap tugasnya, dan diberikan istirahat selama lima menit diantara tugas yang dilakukan. Sepanjang kajian ini, anak-anak ini menggunakan telemetri pengukur kalori dan alat pengukur detak jantung sehingga para peneliti bisa mengukur serapan oksigen, keluarnya energi dan detak jantung mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesepuluh tugas berkebun ini memberikan aktivitas fisik yang moderat hingga tinggi bagi setiap anak. Menggali dan menyerok dikategorikan sebagai aktivitas fisik “intensitas tinggi”, menggali dinilai sebagai aktivitas paling melelahkan dibandingkan tugas dalam berkebun lainnya. Sementara tugas lain seperti menyiangi, mencampur dedaunan, menabur bibit, mencabut, mengairi, mencampur dengan media penanaman dan mencangkok dinilai sebagai aktivitas dengan “intensitas moderat”.
Para peneliti mengatakan bahwa hasil studi ini akan mampu memfasilitasi pengembangan pelatihan perkembangan anak-anak dengan basis kebun, yang akan mampu meningkatkan kesehatan dan gaya hidup yang aktif. Selain itu, aktivitas berkebun ini dinilai juga bisa diterapkan sebagai terapi bagi anak-anak degan kemampuan fisik yang terbatas.

Wednesday, February 5, 2014

Asuransi Sampah dari Malang

PLASADANA.COM - Siapa yang menyangka, sampah kotor bisa dijadikan sarana untuk berobat? Pendapat ini terasa mustahil, sebelum kemunculan sosok Gamal Albinsaid, seorang dokter dari kota Malang Jawa Timur.
Melalui nilai tambah dari sampah, pada 2010 Gamal menciptakan sebuah skema asuransi kesehatan. Untuk berobat, warga miskin cukup membawa sampah ke klinik yang dikelola Gamal.
Klinik bernama Mawar Husada yang terletak di Jalan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru ini mengumpulkan sampah dan mengolahnya menjadi “Dana Sehat” melalui 2 cara. Pengelola klinik menjadikan sampah organik sebagai pupuk untuk petani dan limbah anorganik yang dapat didaur ulang dijual ke pengepul.
Dana hasil penjualan sampah ini kemudian digunakan untuk pelayanan kesehatan gratis. Selain pengobatan, klinik Gamal juga melayani penyuluhan, konsultasi gizi, dan upaya pencegahan penyakit. Saat ini anggota sistem asuransi kesehatan sampah ini mencapai 500 orang. Selain Mawar Husada, masih ada lima klinik lain di Malang yang mengadopsi skema asuransi sampah.
Berkat skema ini, Gamal dianugerahi Sustainable Living Young Entrepreneurs dari Kerajaan Inggris. Saat menyematkan penghargaan tersebut, Pangeran Charles mengatakan skema asuransi sampah buatan Gamal bisa menyelesaikan dua persoalan yakni masalah kesehatan warga miskin dan reduksi sampah.
Saat menerima penghargaan ini, Gamal mengaku ingin mereplikasikan skema klinik asuransi sampah secara besar-besaran di Indonesia dan secara internasional. Tak cuma kesehatan, Gamal juga ingin menerapkan sistem ini di bidang lain seperti pendidikan. Dengan skema ini, bukan tidak mungkin anak miskin bisa menikmati sekolah hanya dengan mengumpulkan sampah.
BBC mengabarkan, berkat temuannya Gamal mendapatkan hadiah sebesar 50.000 euro dan dukungan dari Cambridge Programme for Sustainability Leadership (CPSL) dan Unilever untuk menjalankan sistem ini dalam beberapa bulan mendatang. Direktur CPSL dan ketua bersama panel juri, Polly Courtice, mengatakan kekuatan finalis yang luar biasa ini memberi inspirasi bagi para juri.
Gamal pun menaklukkan 510 ide inspiratif lain dari 90 negara.